Jumat, 11 September 2015

Pemeriksaan Fisik Abdomen



Pemeriksaan Fisik Abdomen
SOP
A.    Persiapan Alat
1.      Stetoskop
2.      Alat Tulis
3.      Penggaris
4.      Buku Catatan
5.      Scort

-          Salam Selamat
-          Salam Terapiotik
-          Memperkenalkan diri
-          Menjelaskan Tujuan
-          Kontrak Waktu

B.     Persiapan Lingkungan
1.      Menutup pintu
2.      Menutup Jendela
3.      Ruangan Terkondisi Tenang dan tidak redup
4.      Gunakan screm atau sampiran jika di perlukan
C.     Periapan Px
1.      Mempersilahkan px k bed
2.      Mengatur Posisi px
3.      Mempersilahkan px untuk mengangkat atau melepaskan baju

1.      INSPEKSI
( Observasi secara keseluruhan )
Ø  Perhatikan bentuk abdomen klien, apakah bentuknya datar, cembung, atau cekung kedalam, dengan menyuruh pasien menekuk kakinya
Ø  Inspeksi warna kulit abdomen ( kuning, hijau, kecoklatan). Warna hijau di sekitar umbilikus menunjukkan adanya kebocoran pada kandung empedu
Ø  Perhatikan elastisitas abdomen , jika nampak keriput kemungkinan mengalami dehidrasi
Ø  Memperhatikan kesimetrisan abdomen.
Ø  Inspeksi umbilikus. Umbilikus normalnya tidak menonjol,  sedangkan jika menonjol menunjukkan hernia umbilikalis
Ø  Perhatikan apakah ada gerakan pristaktik usus pada dinding abdomen.
Ø  Melihat pada kuku apakah ada livernil (kuku bewarbna putih)
Dokumentasi :
*      Bentuk : Datar                                                - Umbilicus : Normal/tidak menonjol
*      Warna : Kulit kecoklatan                                - Gerakan : tidak ada
*      Elastisitas : Baik tidak ada keriput / px tidak mengalami dehidrasi
2.      AUSKULTASI (Gunakan Stetokop)
Ø  Auskultasi dilakukan pada keempat kuadran abdomen. Dengarkan pristaltik ususnya selama satu menit penuh. Pristaltik usus adalah bunyi seperti orang berkumur, terjadi karena pergerakan udara dalam saluran pencernaan
(Gunakan Tangan Kanan dan tekan secara perlahan tapi pasti pada ke empat kuadran )
Ø  Bising usus normalnya terdengar 5-30x /menit. Jika kurang dari itu tidak ada sama sekali kemungkinan ada paralitik ileus, konstipasi, peritonitis atau obstruksi
Ø  Jika pristaltik usus terdengar lebih dari nilai normal, terasa nyeri, dan nampak dari luar pristaltiknya tampak dari luar (darm contour) karena adanya obstruksi disebut borborimi
Ø  Dengarkan apakah ada bising pada pembuluh darah aorta, femoral dan renalis. Jika terdengar bunyi bising ini kemungkinan ada gangguan pada pembuluh tersebut. Jika ada gangguan pada atrium kanan, akan tampak pulpasi pembulih darah di sekitar umbilikus
Dokumentasi :
Peristaltik usus : Normal 18 x/ Menit, tidak ada nyeri

3.      PALPASI
a.       Palpasi ringan ( Gunakan (satu) tangan kanan – Acak 9 regio)
Sebelumpalpasi abdomen, lakukanpalpasiringanpadaseluruhlapang abdomen. Tanyakanapakahadabagian yang nyeri. Jikaadabagian yang terasanyeri, lakukanpalpasiterakhirpadabagiantersebut.
Untuk mengkaji apakah ada nyeri tekan atau tidak
Atau kelainan seperti massa
Dokumentasi : tidak  ada nyeri tekan
b.      Palpasi dalam
Ø  Menggunakan 2 tangan (bi manual)
Ø  Memperhatikan apakah ada massa atau kelainan yang lain
Ø  Perhatikan expresi pasien ketika dilakukan penekanan untuk menilai apakah ada nyeri
Ø  Palpasi pada hati dengan tangan kiri diletakkan di bawah iga pasien kemudian tangan kanan diletakkan perut paling bawah,
PalpasiHerpar (Menggunakan Dua tangan )
Berikutadalahpalpasihepardenganteknik bimanual.   
1.        Berdiri di samping kanan klien.
2.        Letakkan tangan kanan bawah tulang rusuk kanan.
3.        Letakkan tangan kiri pada dinding toraks posterior(Kiri di belakang ) kira-kira pada kosteke 11 dan ke-12. Tekan tangan kiri keatas hingga sedikit mengangkat dinding dada.(Tangan kanan atas perut. ) Minta klien untuk menarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali.
4.        Saat klien menghembuskan nafas, tekan dengan tangan kiri kearah atas sedalam 4-5 cm.
5.        Rasakan batas hepar bergerak menentang tangan atas.( raba mulai dari bawah sampai atas membentur iga)
6.        Normalnya batas hepar tidak teraba.
7.        Jika ada tahanan yang terasa ditelapak tangan anda, ulangi prosedur dengan posisi tangan lebih kebawah. Jika sudah terasa batas terbawah hepar, tahan tangan kanan pada batas tersebut. Dengan menggunakan tangan kiri, ukur perbesarannya hingga sebata skostake 12.
Dokumentasi:
terdapat pembesaran hepar tiga jari di bawah kostake (8cm).
§  Normal tidak ada pembesaran.
Palpasi limpa :
Ø  Palpasi limpah dengan wajah pasien disuruh menghadap ke samping
Ø  Ikuti garis sugnal,dimulai dari titik paling bawah
Ø  Seiring dengan pernapasan naik ke iga kiri
Ø  Rabalah apakah ada limpah dan isi surah dari limpa
Posisi perawat di kanan pasien
Tangan kiri ke punggung kiri px seperti memeluk.
Tangan kanan palpasi mulai dr kanan bawah ke kiri atas sampai membentur iga kanan.
Dokumentasi : Tidak mendapati pembesaran

4.      PERKUSI
Ø  Perkusi Hati.
Ø  Lakukan perkusi mulai dari intercosta 2 lurus ke bawah. Apabila suara resonansi berubah menjadi redup. Maka disitu lah batas atau terletakorgan Hati. Ukur batas awal bunyi redup sampai terakhir. Nilai normal 6-12 cm.
Ø  Perkusi secara acak pada 4 regio abdomen.
Ø  Lakukan perkusi downes (peka kali). Jika terdengar peka berarti perkusi mengenai organ padat .
Ø  Jika perkusi terdengar timpani, berarti perkusi dilakukan diatas organ yang berisi udara
Ø  Perhatikan perubahan bunyi ini. Bunyi normal perkusi abdomen adalah timpani jika ada kelebihan udara akan terdengar lebih nyaring atau disebut hipertipani
Dokumentasi :
-          Hati : 9.1 cm




Ø  Perkusi khusus : perkusi ginjal
a.      Minta klien untuk miring, cari batas akhir kosta, ikutilah alurnya ke belakang, lalu berhenti pada ujung vertebra (sudut costovertebrae)
b.      Letakkan punggung tangan kiri pada area tersebut, lalu pukulkan kepalan tangan kanan pada punggung tangan anda
c.       Normalnya prosedur ini tidak akan menimbulkan rasa nyeri pada klien
Dokumentasi : - Tidak ada nyeri tekan

Ø  Perkusi khusus : perkusi asites
a.       Peka berpindah (shifting dullness)
Akan terdengar jika volume cairan asites > 1.500 cc. Prinsipnya, perkuasi akan terdengar tmpani pada area yang kosong (berisi air) dan terdengar pekak jika terisi cairan /  benda padat. Minta klien untuk miring ke salah satu sisi atas hingga bawah. Dengarkan dengan baik peralihan dari bunyi timpani ke pekak, lalau minta klien berbaring miring ke sisi yang lain dan lakukan prosedur yang sama. Jika ada perubahan bunyi dari timpani ke pekak, maka hasil shifting dulness (+) klien mengalami asietes.           
o   Perkusi secara lateral ke garis midaksilaris
o   Jika ditemukan peka sebelum adsilaris mintahlah pasien untuk memiringkannya, ketuklah dari situ
o   Yang peka akan kembali timpani
o   Lakukan dari arah sebelahnya
Dokumentasi: tidak mengalami perbuhan bunyi.





































Kuadran Kanan Atas
Kuadran Kiri Atas
Hati, kantung empedu, paru, esofagus
Hati, jantung, esofagus, paru, pankreas, limfa, lambung
Kuadran Kanan Bawah
Kuadran Kiri Bawah
Usus 12 jari (duo denum), usus besar, usus kecil, kandung kemih, rektum, testis, anus
Anus, rektum, testis, ginjal, usus kecil, usus besar
  Dalam bentuk regio
Berbeda dari kuadran,Regio digunakan untuk pemeriksaan yang lebih rinci atau lebih spesifik, yaitu dengan menarik dua garis sejajar dengan garis median dan garis transversal yang menghubungkan dua titik paling bawah dari arkus kosta dan satu lagi yang menghubungkan kedua spina iliaka anterior superior (SIAS).
Bedasarkan pembagian yang lebih rinci tersebut permukaan depan abdomen terbagi menjadi 9 regio:























  Regio digunakan untuk pemeriksaan yang lebih rinci atau lebih spesifik.
·           Dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis vertical.
·         Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS).
·         Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-line abdomen.
·         Terbentuklah daerah 9 regio abdomen , yaitu: hipokondriak kanan, epigastrik, hipokondriak kiri, lumbal kanan, umbilikal, lumbal kiri, ilium kanan, hipogastrium/ suprapubik, dan ilium kiri.


Bagian-bagiannya:

1.

Hipokondriak kanan

2.

Epigastrik

3.

Hipokondriak kiri


Ø  Lobus kanan hati
Ø  Kandung empedu
Ø  Sebagian duodenum
Ø  Fleksura hepalik pada kolon
Ø  Seperdua atas ginjal kanan
Ø  Kelenjar suprarenal



Ø  Aorta
Ø  Ujung pilorik lambung
Ø  Pankreas
Ø  Sebagian hati


Ø  Lambung
Ø  Limpa
Ø  Ekor pankreas
Ø  Fleksura splenik pada kolon
Ø  Seperdua atas ginjal kiri
Ø  Kelenjar suprarenal

4.

Lumbal kanan

5.

Umbilikal

6.

Lumbal kiri


Ø  Kolonasenden
Ø  Seperdua bawah ginjal kanan
Ø  Sebagian duodenum dan yeyenum.


Ø  Omentum
Ø  Masenter
Ø  Bagian bawah duodenum
Ø  Sebagian yeyenum dan ileum


Ø  Kolon desenden
Ø  Seperdua bawah ginjal kiri
Ø  Sebagian yeyenum dan ileum

7.

Ilium kanan

8.

Hipogastrum

9.

Ilium kiri


Ø  Sekum
Ø  Apendiks
Ø  Ujung bawah ilium
Ø  Ureter kanan
Ø  Saluran sperma kanan
Ø  Ovarium kanan


Ø  Ileum
Ø  Kandung kemih
Ø  Uterus


Ø  Kolon sigmoid
Ø  Ureter kiri
Ø  Saluran sperma kiri
Ø  Ovarium kiri